Sabtu, 10 Desember 2011

10 Pantai Terindah di Dunia

1. Fernando de Noronha














Letaknya di daerah pantai Brazil yang sepertinya rada ribet untuk bisa pergi ke tempat ini. Wajar kalau pantai ini hanya diketahui oleh segelintir orang saja. Walau begitu, pantai ini pantas digelari sebagai “The Most Beautiful Marine Park in The World” oleh karena keindahan warna lautnya yang jernih dan karena itulah tempat ini merupakan UNESCO World Heritage Site.

2. Maldives












Letaknya tentu saja di Negara Kepulauan Maldive yang berada sekitar 700 km dari arah barat daya Srilangka. Entah kenapa negara ini banyak memiliki gelar 'ter-....' baik itu negara terkecil di seluruh Asia, negara terendah di seluruh dunia, negara yang memiliki populasi penduduk paling sedikit di Asia. Mungkin juga gara-gara ini pantai negara ini juga menjadi "The Best CALM BEACHES in The World".

3. Anguilla













Berada di Laut Caribbean, timur Puerto Rico. Pantai ini terkenal akan batu karangnya yang spektakuler. Peringkat pertama di top 10 World Best beaches of 2005 Discovery Channel Travel and Adventure tentunya bukan cuma omong kosong. Anguilla punya segalanya. Ketenangan, kebersihan, modern, lengkap dengan kehidupan pulau kecilnya yang benar-benar “Carribean”.

4. Boracay, filipina













Terletak di pulau kecil yang sama sekitar 300 km selatan Manila dan juga merupakan pantai paling biru di Lautan Pasifik.

5. Horseshoe Bay












Sebuah Pantai Pelabuhan yang terletak di barat Vancouver. Banyak kapal dan pegunungan yang kayaknya asyik ntuk dinikmati.

6. Kondoi, Coral beach Okinawa, jepang












Okinawa. Kepulauan teraman di dunia ini. Pintu rumah-rumah penduduknya saja tidak pernah terkunci. Tiga dari sepuluh orang tertua di dunia tinggal di kepulauan ini. Hasil dari suasana pedesaan Jepang yang khas berpadu dengan pantai-pantai indah.

7. Lanikai Beach, Hawaii pantai terindah Pantai ini tidak begitu besar, tapi merupakan pantai dengan air terjernih dan terbiru di hawaii. Lengkap dengan pemandangan dua pulau kecil yang bernama Mokuluas di kejauhan.

8. Mnmbe Lodge, Tanzania














Pantai terindah di Benua Afrika, walau tidak terletak di daratan pusat benua Afrika. Perjalanan ke Zanzibar tidaklah mudah, tapi jika anda telah sampai di pantai ini, semuanya serasa menjadi berharga.

9. Tulum Beach, Mexico pantai terindah













Salah satu resort pertama yang ada di Mexico. Mungkin dari ratusan tahun sebelumnya juga sudah dipakai oleh Bangsa Maya sebagai resort. Pernah bermimpi berenang di Pantai yang berpasir putih, tenang dan rileks diiringi oleh latar belakang piramid-piramid suku Maya? Kalau begitu, selamat datang di mimpimu.

10. Whitehaven, Australia












 7 Kilometer Pantai Pasir putih terbersih dan salah satu yang paling terisolir di dunia tentunya sudah pasti bisa mencukupi kebutuhan relaxing kita bukan? Kacamata hitam adalah keharusan di pantai ini saking putihnya pasir pantai ini.

KOREAN CULTURE

Budaya tradisional Korea diwarisi oleh rakyat Korea Utara dan Korea Selatan, walaupun keadaan politik yang berbeda telah menghasilkan banyak perbedaan dalam kebudayaan modern Korea.

Rumah Masyarakat Korea
Rumah Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya. Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini. Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga. Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.

Taman 
Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri. Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Tiongkok dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap. Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang. Taman-taman yang terkenal: * Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju * Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul.

Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.












Teh
Teh diperkenalkan di Korea dari Tiongkok sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Buddha disebarkan. Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).










Kuliner 
Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan, cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan. Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin. Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni. Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging. Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.











Festival 
Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar. Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar.Festival terbesar di Korea antara lain: * Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru Imlek. * Daeboreum, festival bulan purnama pertama * Dano, festival musim semi * Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan Lihat juga hari libur di Korea Utara dan hari libur di Korea Selatan.

Permainan
Banyak sekali permainan khas Korea seperti: * Baduk, igo versi Korea. Baduk sangat populer di kalangan orang tua. * Janggi, versi lama dari catur Tiongkok, Xiangqi * Yut, permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival * Ssangnyuk, backgammon versi Korea * Chajeon nori, permainan tradisional perang-perangan antara dua kelompok orang * Ssireum, bergulat * Tuho, permainan melemparkan anak panah ke dalam pot * Geunetagi, permainan ayunan besar * Seokjeon, permainan melempar batu * Gakjeo, gulat asal zaman Tiongkok kuno.

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Culture_of_Korea

Kamis, 17 November 2011

Bukittinggi (Indonesian for "high hill") is one of the larger cities in West Sumatra, Indonesia, with a population of over 91,000 people and an area of 25.24 km². It is situated in the Minangkabau highlands, 90 km by road from the West Sumatran capital city of Padang. It is located at 0°18′20″S 100°22′9″E, near the volcanoes Mount Singgalang (inactive) and Mount Marapi (still active). At 930 m above sea level, the city has a cool climate with temperatures between 16.1°-24.9°C.

History
Fort de Kock in 1826

The city has its origins in five villages which served as the basis for a marketplace.[1]

The city was known as Fort de Kock during colonial times in reference to the Dutch outpost established here in 1825 during the Padri War. The fort was founded by Captain Bauer at the top of Jirek hill and later named after the then Lieutenant Governor-General of the Dutch East Indies, Hendrik Merkus de Kock.[2] The first road connecting the region with the west coast was built between 1833 and 1841 via the Anai Gorge, easing troop movements, cutting the costs of transportation and providing an economic stimulus for the agricultural economy.[3] In 1856 a teacher-training college (Kweekschool) was founded in the city, the first in Sumatra, as part of a policy to provide educational opportunities to the indigenous population.[4] A rail line connecting the city with Payakumbuh and Padang was constructed between 1891 and 1894.[5]

During the Japanese occupation of Indonesia in World War II, the city was the headquarters for the Japanese 25th Army, the force which occupied Sumatra. The headquarters was moved to the city in April 1943 from Singapore, and remained until the Japanese surrender in August 1945.[6]

During the Indonesian National Revolution, the city was the headquarters for the Emergency Government of the Republic of Indonesia (PDRI) from December 19, 1948 to July 13, 1949. During the second 'Police Action' Dutch forces invaded and occupied the city on December 22, 1948, having earlier bombed it in preparation. The city was surrendered to Republican officials in December 1949 after the Dutch government recognized Indonesian sovereignty.[7]

The city was officially renamed Bukittinggi in 1949, replacing its colonial name. From 1950 until 1957, Bukittinggi was the capital city of a province called Central Sumatra, which encompassed West Sumatra, Riau and Jambi. In February 1958, during a revolt in Sumatra against the Indonesian government, rebels proclaimed the Revolutionary Government of the Republic of Indonesia (PRRI) in Bukittinggi. The Indonesian government had recaptured the town by May the same year.

A group of Muslim men had planned to bomb a cafe in the city frequented by foreign tourists in October 2007, but the plot was aborted due to the risk of killing Muslim individuals in the vicinity.[8] Since 2008 the city administration has banned Valentine's Day and New Year's celebrations as they consider them not in line with Minangkabau traditions or Islam, and can lead to "immoral acts" such as young couples hugging, kissing and not to mention fornicating.[9]

Administration

Bukittinggi is divided in 3 subdistricts (kecamatan), which are further divided into 5 villages (nagari) and 24 kelurahan. The subdistricts are:

Guguk Panjang, Mandiangin Koto Selayan, and Aur Birugo Tigo Baleh. Transportation

Bukittinggi is connected to Padang by road, though a dysfunctional railway line also exists. For inner-city transport, Bukittinggi employs a public transportation system known as Mersi (Merapi Singgalang) and IKABE that connect locations within the city. The city also still preserves the traditional horse-cart widely known in the area as Bendi, although the use is limited and more popular to be used as vehicle for tourist, both domestic and foreign.

Tourism

It is a city popular with tourists due to the climate and central location. Attractions within the city include:
Sianok Canyon

Ngarai Sianok (Sianok Canyon)
Lobang Jepang (Japanese Caves) - a network of underground bunkers & tunnels built by the Japanese during World War II
Jam Gadang - a large clock tower built by the Dutch in 1926.
Pasar Atas and Pasar Bawah - traditional markets in downtown.
Taman Bundo Kanduang park. The park includes a replica Rumah Gadang (literally: big house, with the distinctive Minangkabau roof architecture) used as a museum of Minangkabau culture, and a zoo. The Dutch hilltop outpost Fort de Kock is connected to the zoo by the Limpapeh Bridge pedestrian overpass.
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta (Museum of Bung Hatta Birthplace) - the house where Indonesian founding father Mohammad Hatta was born, now a museum.[10]

Notable nearby destinations include Lake Maninjau and the Harau V

People
Minangkabau woman

The Minangkabau people inhabit the area of West Sumatra province on the island Sumatra. They are predominantly Muslim, and they have a reputation throughout Indonesia as traders.

Mentawaians live on the Mentawai Islands, off the western coast of Sumatra, that are also part of the province. They speak Mentawai languages, which are not intelligible with either Indonesian nor Minangkabau. Most of the Mentawais are Christians nowadays.
[edit] Sport

West Sumatra is also home of several professional soccer clubs. The most popular of them is Semen Padang, which regularly plays its matches in Haji Agus Salim Stadium, the biggest stadium in West Sumatra. Tour de Singkarak, an annual road cycling race since 2009 is an official tournament series of Union Cycliste International (UCI). It covers more than 700 kilometres, from Padang passing around lake Singkarak and runs through inland West Sumatran cities. This sporting event is also meant to promote West Sumatra tourism.